Dedie Rachim Ziarahi Makam Para Wali Kota Sepuh Bogor

Bogor, SERAMBINUSANTARA.com – Wali Kota Bogor terpilih periode 2024-2029, Dedie Rachim menziarahi makam para wali kota dan bupati sepuh Bogor, di pemakaman Kanjeng Dalem Sholawat, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Senin malam (2/12/2024).

Dedie Rachim merupakan wali Kota Bogor terpilih hasil Pilkada serentak pada Rabu 27 November 2024 silam. Bersama calon wakilnya Jenal Mutaqin, pasangan ini meraih 37,21%. Dedie Rachim- Jenal Mutaqin akan memimpin kota pusaka Nusantara dengan motto Nyunda, Nyantri, Nyakola lima tahun ke depan.

Dari berbagai sumber yang dihimpun redaksi, pasangan Dedie Rachim-Jenal Mutaqin mengungguli 4 pasangan lainnya dalam pemungutan suara yang terbilang ketat, yakni pasangan Atang-Annida 27,53%, Rayendra-Eka 14,64%, Rena-Teddy 10,91%, dan Sendi-Melli 9,68%.

Dedie Rachim mendatangi pemakaman para wali kota sepuh Bogor bersama sejumlah rombongan, didampingi Juru Kunci Makam Dalem Sholawat Ustadz Raden Muhammad Padmanegara. Kegiatan ziarah berlangsung selama 40 menit, yaitu selepas shalat Maghrib pukul 18.30 hingga isya pada pukul 19.10 WIB.

Mantan pejabat KPK ini melakukan tawassul dan memanjatkan doa untuk para wali kota sepuh maupun pemimpin dan para karuhun alias leluhur Bogor di makam Raden Adipati Soeria Winata (H Muhammad Sirodj). Tokoh ini lebih familiar dijuluki wali sepuh Bogor Eyang Dalem Sholawat, mengingat selama hidupnya ia dikenal sebagai pemimpin Bogor yang gemar menyiarkan pembacaan sholawat baik di lingkungan pendopo Bogor, Empang maupun di tengah masyarakat luas.

Salah satu tradisi yang ditanamkan Dalem Sholawat yaitu pembacaan sholawat secara berjamaah menjelang dilaksanakannya shalat Jumat. Hari Jumat dipilih sebagai waktu untuk menggaungkan shalat di tatar Pajajaran karena berkumpulnya jamaah dalam jumlah banyak untuk menunaikan Jumat serta anjuran Kanjeng Nabi Muhammad SAW, agar setiam Muslim memperbanyak shalawat pada hari ini.

Keteladanan dan kepeloporan Dalem Sholawat sebagai wali kota/ bupati Bogor kala itu menginspirasi masjid-masjid lainnya di wilayah Bogor melakukan hal serupa, dengan membaca sholawat secara berjamah. Hingga sekarang tradisini masih banyak dijumpai di banyak masjid di Bogor, terutama masjid-masjid di perkampungan.

ZIARAH MENDOAKAN PARA PEMIMPIN SEPUH BOGOR: Wali Kota Bogor terpilih Dedie Rachim didampingi Juru Kunci Makam Dalem Sholawat, Ustadz Raden Muhammad Padmanegara menziarahi makam Adipati Soeria Winata (H Muhammad Sirodj), yang dikenal dengan Dalem Sholawat, Senin malam (2/12/2024.

Dalem Adipati Soeria Winata tercatat memimpin Bogor pada tahun 1849-1864. Sebelumnya ia merupakan bupati Karawang dan Purwakarta pada tahun 1827-1849. Dalem Sholawat adalah putra Dalem Adipati Wiranata, yang menjabat sebagai bupati/wali kota Bogor pada 1815-1849. Wiranata tercatat sebagai putra Dalem Sepuh Kampung Baru, pemimpin salah satu nama distrik pada zaman kolonial Belanda yang menjadi tonggak dibentuknya Kabupaten dan Kota Bogor.

Pada tahun 1745, seiring dengan pembangunan Jalan Raya Deendels oleh pemerintahan kolonial, Gubernur Hindia Belanda Jendral Gustaaf Willem Baron Van Imhoff membangun Istana Bogor di kawasan Kebun Raya. Ia menggabungkan sembilan distrik yang meliputi Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru ke dalam satu pemerintahan. Kemudian kawasan itu disebut Kampung Baru Buitenzorg atau Kota dan Kabupaten Bogor yang sekarang kita kenal.

Sembilan distrik alias kampung yang menjadi cikal bakal didirikannya Bogor merupakan tunas dari kota yang sebelumnya telah ada, yang berdiri kokoh dari abad 6 hingga 16 M alias eksis selama 1.000 tahun, yakni kota Pakuan Pajajaran yang dibentuk oleh pemimpin Kerajaan Sunda Maharaja Tarusbawa, dengan pusat pemerintahan di Batutulis.

Pakuan sebagai ibukota Kerajaan Sunda Pajajaran runtuh pada 1579. Selama 100 tahun setelah Kerajaan Pajajaran runtuh kota Pakuan kosong, tidak berpenghuni akibat ditinggal oleh penduduknya. Menjelang akhir tahun 1600-an, Raden Tanujiwa membuka kembali kampung-kampung eks wilayah inti Pajajaran dan membaginya menjadi sembilan distrik tersebut.

Kawasan Empang yang menjadi pendopo pemerintahan Bogor pada zaman Belanda merupakan kota tua yang telah ada sejak era Pajajaran, situs bersejarah yang dikenal sebagai alun-alun dan benteng utama keraton Pakuan Pajajaran.

Lebih lanjut Raden Muhammad yang juga ketua harian Masid Agung At-Thohiriyah Empang mengatakan, di pemakaman Dalem Sholawat terdapat makam tiga wali kota/ bupati terdahulu Bogor, yaitu Dalem Sepuh Kampung Baru, Dalem H M Muhamad Thohir, Dalem Sepuh Bogor Raden Wiranata, dan Dalem Soeria Winata alias Dalem Sholawat.

Selain itu di komplek pemakaman ini juga terdapat makam para pemimpin agama alias penghulu, para pejabat pemerintahan dan pemimpin Bogor pada masa itu.

MASJID KERAMAT DAN TERTUA DI BOGOR: Dedie Rachim di tengah kegiatan menziarahi makam para wali kota terdahulu Bogor menyempatkan diri menyambangi langsung Masjid Agung At-Thohiriyah, Empang, situs bersejarah warisan peninggalan Dalem Sholawat, yang lokasinya berjarak 100 m dari makam.

Sebagai kota tua bersejarah yang memiliki peran besar pada masa silam, selain memiliki situs pemakaman para wali kota/ bupati sepuh Bogor, Empang juga memiliki alun-alun dan Masjid Agung At-Thohiriyah yang berdiri kokoh.

At-Thohiriyah dikenal sebagai masjid keramat dan tertua di Kota Bogor, warisan peninggalan Dalem Wiranata dan Dalem Soeria Winata. Nama At-Thohiriyah dinisbatkan pada nama Dalem H Muhammad Thohir, sebagai leluhur pemimpin Bogor sekaligus pewakaf tanah alun-alun dan masjid Agung At-Thohiriyah Empang.

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Masjid Agung At-Thohiriyah sering menjadi tempat berkumpul para pemimpin dunia atau tamu negara yang berkunjung ke Istana Bogor, untuk menunaikan shalat Jumat.

Ahmad Fahir