Majelis Dzikir Yayasan At-Tawassuth Gelar Ziarah Aulia dan “Babakti Karuhun Caruban Nagari”
Bogor, SERAMBINUSANTAR.com – Banyak cara yang dapat dilaksanakan untuk mengenang sejarah, mempelajari peristiwa pada masa silam dan napak tilas para leluhur yang memiliki jasa besar di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Diantaranya dengan menziarahi makam sang tokoh pelaku sejarah atau menyambangi situs bersejarah.
Hal itulah yang menginspirasi Majelis Dzikir Sholawat dan Manqib Yayasan At-Tawassuth Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor menggagas acara “Ziarah Aulia dan Wisata Sejarah Cirebon”, pada Jumat, 10 Mei 2024. Puseur Islamisasi Tatar Sunda”
Kegiatan bertajuk “Babakti Karuhun Caeruban Nagari: Nyukcruk Galur Mapay Raratan Napak Tilas Puseur Islamisasi Tatar Sunda” dipandu Ustadz Ahmad Fahir. Diikuti 63 orang peserta yang berasal dari berbagai wilayah di wilayah Kecamatan Kemang, Rancabungur, dan Tajurhaklang, Kabupaten Bogor.
Sejumlah budayawan Sunda yang terhimpun dalam wadah Dewan Adat Sunda Langgeng Wisesa (SLW) dan Wanoja Sunda Wangi dari wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, antara lain Ki Bambang Somantri, Ambu Resmi, dan Ambu Silvi, berbaur dengan para peserta lain mengikuti perhelatan budaya ini.
Para peserta Ziarah Aulia dan Wisata Sejarah Cirebon mengunjungi 7 lokasi keramat bersejarah di wilayah yang terletak di timur laut Provinsi Jawa Barat tersebut, yaitu makam Syaikh Syarif Hidayatullah dan Nyi Mas Rara Santang di Gunung Sembung, makam Syaikh Datul Kahfi di Gunung Jati, dan makam pendiri Kerajaan Cirebon, Pangeran Cakra Buana di Keramat Talun.
Selanjutnya, pertapaan Sunan Kali Jaga di Desa Kali Jaga, Kecamatan Harjamukti, Kabupaten Cirebon, petilasan Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakra Buana, rumah Sunan Gunung Jati dan istana peninggalan Kerajaan Cirebon di Keraton Kasepuhan Pakungwati, dan Masjid Sang Cipta Rasa yang dibangun Wali Songo tahun 1498 M.
Ketua Panitia Ahmad Fahir mengemukakan, kegiatan tersebut ikhtiar Majelis Dzikir Sholawat dan Manaqib Yayasan At-Tawassuth dalam mengisi Syawal 1445 H dengan kegiatan ziarah dan napak tilas ke makam para wali yan memiliki jasa besar dalam melakukan dakwah di tatah Sunda.
“Bicara Islamisasi tatar Sunda, tidak dapat dilepaskan dari peran besar dinasti Prabu Siliwangi yang berada di Cirebon, yakni Pangeran Cakra Buana, Nyi Mas Rara Santang, Raden Kean Santang, dan Sunan Gunung Jati. Cirebon adalah puseur alias pusat dan kunci utama penyebaran Islam di bumi Pasundan,” tegas Ahmad Fahir.
Dia melanjutkan, dari Cirebon Islam tersebar secara merata dan massif ke seluruh penjuru bumi Pasundan, hingga masuk ke semua pelosok desa dan kampung di seantero tatar Sunda, sehinggas dipeluk oleh mayoritas urang Sunda hingga kini.
Oleh karena itu, pihaknya menyelenggarakan “Babakti Karuhun Cirebon Nagari” dengan menziarahi makam para ulama dan leluhur yang memiliki jasa besar dalam menyebarkan Islam di wilayah Pasundan.
“Kegiatan ini sebagai bentuk khidmat atau babakti pada para karuhun Sunda serta napak tilas sejarah dan wisata budaya, untuk melestarikan, merawat dan mewariskan nilai-nilai besar sejarah yang diwariskan para leluhur Sunda,” tegas Fahir yang juga pegiat budaya Sunda.
Rusmana