KH Mustaghfirin: Cinta Rasulullah Tanda Kesempurnaan Iman
SERAMBINUSANTARA.com, Bogor – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang selalu dirayakan umat Islam secara semarak setiap bulan Rabiul Awwal sebagai tanda kecintaan seorang Mulsim pada Rasulullah. Cinta pada Rasul sebagai syarat utama kesempurnaan iman.
Demikian diutarakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hadits As-Syarif, Bintaro, Tangerang Selatan, Dr KH Muhammad Khairul Mustaghfirin, MA, saat mengisi tausiah Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihelat Majelis Dzikir Sholawat dan Manaqib Yayasan At-Tawassuth, Jumat (29/9/2023), bertepatan dengan tanggal 13 Rabiul Awal 1445 H.
Kegiatan tersebut dipusatkan Kampung Sawah, RT 01, RW 06, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dihadiri 100 orang jamaah kaum ibu dan bapak, yang berasal dari sekitar Kecamatan Kemang, Bogor.
Lebih lanjut, alumnus program Doktor Hadits Tasauf Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini mengungkapkan, peringatan maulid bukan sekadar soal tradisi atau budaya pada bulan Rabiul Awal, melainkan menyangkut rasa kebanggaan, rasa syukur dan pengakuan sebagai umat Nabi Muhammad SAW yang harus terus dijaga dan dipupuk sepanjang waktu.
“Peringatan maulid Nabi menyangkut cinta sepenuh hati pada Nabi Muhammad SAW, sebagai manusia paripura yang diutus Allah untuk membawa Rahmat bagi semesta. Tidak ada Rahmat Allah yang lebih baik melebihi dilahirkannya Nabi Muhammad SAW,” ujar Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.
Dia menegaskan, peringatan maulid sebagai manifestasi cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan menjadi syarat diterimanya iman oleh Allah SWT.
Sementara itu, Khodim Majelis Sholawat dan Manaqib Yayasan At-Tawassuth, Ustadz Ahmad Fahir mengatakan, peringatakan maulid sebagai wujud pelaksanaan perintah Allah SWT, agar seorang muslim selalu mencintai Nabi Muhammad SAW dengan memperbanyak sholawat.
“Tidak ada satupun manusia atau mahluk yang dicurahkan sholawat oleh Allah SWT. Tidak ada perintah Allah yang dicontohkan dan dilaksanakan langsung oleh Allah selain sholawat kepada Nabi Muhammad,” terang Fahir.
Dengan memperingati maulid, seorang Muslim tidak hanya telah menunaikan sholawat namun juga telah menghidupkan rabithah ruhaniyyah alias ikatan ruhani dengan Nabi Muhammad dengan menggali sirroh nabawwiyah, meneladani keluhuran akhlak dan menyelami keluhuran spiritualitas sang penutup para nabi dan rasul.
“Maulid dan Sholawat merupakan pembuka pintu rahmat. Ketika ada sebuah majelis atau komunitas menyelenggarakan maulid nabi atau dzikir sholawat, maka Allah akan mengirimkan malaikat-malaikat pembawa rahmat, Allah akan turunkan keberkahan,” ujarnya.
Rusmana