Dua Amanah yang Diemban Nahdlatul Ulama Menurut Kiai Anam

SERAMBINUSANTARA.com – Nahdlatul Ulama lahir dengan mengemban dua amanah besar, yaitu amanah keumatan dan amanah kebangsaan. Bila kedua amanah tersebut dijalankan dengan baik oleh segenap lapisan kader NU mulai tingkat teratas hingga tingkat terbawah, niscaya NU semakin kokoh.

Demikian ungkapan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cianjur, KH M. Choirul Anam MZD saat memberikan pembekalan pada pelantikan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) se-Kecamatan Pacet, di Pondok Pesantren Darul Falah, Desa Cipendawa, Kabupaten Cianjur, Minggu (4/7).

Menurut Kiai Anam, bila kader NU mampu mengemban kedua amanah tersebut dengan sama baiknya, hal itu bukan hanya akan memperkokoh keberadaan organisasi berlambang bola dunia saja, namun juga akan menjaga keutuhan NKRI. Pasalnya keberlangsungan NKRI sangat bergantung kepada eksistensi NU mengingat peran penting yang dimiliki NU dalam menjahit tenun-tenun kebangsaan.

Kiai Anam pada Minggu melantik dan memberikan pembekalan pada tujuh PRNU se-Kecamatan Pacet, di Pondok Pesantren Darul Falah, Desa Cipendawa. Ketujuh PRNU tersebut, yakni Desa Cibodas, Ciherang, Cipendawa, Ciputri, Gadog, Sukanagalih dan Sukatani.

Kegiatan ini dihadiri oleh unsur Forkopimcam Kecamatan Pacet, Ketua MWCNU Kecamatan Pacet yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah, KH. Dadang Faried, Kepala Sekretariat PCNU Kabupaten Cianjur Parhan Abdul Latif dan semua pengurus, badan otonom maupun lembaga di lingkungan MWCNU Kecamatan Pacet.

Ketua MWCNU Kecamatan Pacet KH. Dadang Faried mengatakan, kegiatan ini adalah bentuk rasa syukur, juga sebagai bukti bahwa kepengurusan di wilayah kecamatan tersebut makin solid, dibuktikan dengan terbentuknya dan dilantiknya kepengurusan di tingkat ranting atau desa secara lengkap.

Ia juga menambahkan bahwa Kecamatan Pacet merupakan salah satu daerah basis NU di wilayah utara Kabupaten Cianjur. Hal tersebut ditunjukkan dengan menggeliatnya kegiatan NU baik di lingkup MWC, ranting maupun pesantren-pesantren yang dikelola kiai-kiai NU.***

Kobtributor: Wandi Ruswannur

Editor: Ahmad Fahir