Aktivis IPNU Cianjur Tempuh Ratusan Kilometer Demi Kaderisasi
SERAMBINUSANTARA.com – Cianjur merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Barat, dengan total areal wilayah mencapai 361.500 hektar. Wilayah Cianjur membentang panjang dari utara ke selatan, dengan jarak tempuh mencapai ratusan kilometer.
Luasnya wilayah Kabupaten Cianjur sangat dirasakan oleh para aktivis organiasi kemasyarakat pemuda (OKP) yang konsen dalam pengkaderan. Untuk mengikuti kegiatan dari daerah Cidauan di ujung selatan Cianjur ke pusat kota atau sebaliknya dibutuhkan waktu hingga enam jam perjalanan, dengan jarak tempuh 162 kilometer.
Hal itu dialami oleh Ketua Bidang Kaderisasi Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kabupaten Cianjur, Adalah Abdul Rohman. Pada Sabtu (12/6) ia mengikuti Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) Raya IPNU di Pondok Pesantren Raudhatul Islam, Kampung Simpang Jambe, Desa Sukapura, Kecamatan Cidaun.
Durasi waktu yang ditempuh dari pusat kota Cianjur ke ujung selatan pantai Jayanti di Kecamatan Cidaun sekitar 6 jam dengan jarak kurang lebih 162 kilometer.
“Saya dan rekan-rekan berangkat dengan kendaraan bis milik PCNU pagi-pagi setelah sholat Shubuh dan baru sampai siang hari setelah masuk waktu Dzuhur,” ujar Abdul Rohman.
Jarak tempuh dari pusat kota Cianjur ke Cidaun lebuh jauh dibanding dari Cianjur ke Jakarta. Jarak dari Jakarta ke Cianjur hanya 114 kilometer dan dapat ditempuh sekitar 3-4 jam.
Kendati jarak tempuhnya sangat jauh dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi Makesta IPNU hingga 6 jam, Abdul Rahman sangat menikmati perjalanan tersebut. Apalagi sepanjang perjalanan melewati pegunungan dengan pemandangan indah dan hamparan perkebunan teh.
“Di tengah perjalanan tepatnya di kecamatan Sukanagara kami melewati perkebunan teh yang asri dan sejuk bekas peninggalan Belanda dengan kelokan jalan yang berliku-liku,” imbuhnya.
Makesta Raya IPNU diikuti siswa dan santri perwakilan sekolah dan pesantren dari tujuh kecamatan di wilayah Cianjur Selatan, yaitu Kecamatan Leles, Cidaun, Agrabinta, Sindangbarang, Cibinong, Tanggeung dan Naringgul.*
Kontributor: Wandi Ruswannur
Editor: Ahmad Fahir