Makna Seduhan Kopi Ala LBM NU Cianjur, Menjalin Persahabatan dan Merekatkan Kebersamaan

SERAMBINUSANTARA.com – Kopi merupakan salah satu komoditas pangan unggulan warisan bumi Nusantara yang digemari oleh nyaris semua orang Indonesia. Sensasi cita rasa seduhan kopi menawarkan banyak makna dan nilai, sehingga jenis minuman ini menjadi selera semua kalangan.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Dua spesies pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea Canephora) dan Kopi Arabika (Coffea Arabica).

Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.

Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung.

Ada peribahasa menyebutkan bahwa orang yang minum kopi bisa mempertahankan kesehatan tubuh. Rasa dan aroma kopi memang bisa membuat orang menjadi melek tidak ngantuk. Ketika malas dan capek bisa menambah semangat, sedangkan bahtsul masail memerlukan refresh serta pikiran yang sehat dan jernih.

Hal ini diungkapkan Ketua LBM NU Kabupaten Cianjur, KH Nanang Ibnu Umar, saat acara Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Al-Inayah, Kampung Cibangban, Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Ahad (30/5).

Ditanya perihal bahtsul masail tanpa ngopi, Sekretaris LBM NU Cianjur KH Ahmad Baehaki menuturkan bahwa musyawarah tanpa ngopi itu bisa membuat peserta menjadi lesu dan pusing. Bahkan, ia menilai bisa hilang konsentrasi bagi orang yang sudah terbiasa menyeduh kopi itu sama dengan orang yang lapar pada makanan.

“Konon ngopi itu urusan haqqul yaqin dan rasa,” sambung Kiai Ahmad Baehaki sambil menunjukkan kopi hitam pekat pada wadah gelas yang disuguhkan oleh peserta Bahtsul Masail di lokasi pesantren.

Bahtsul masail dihadiri oleh para pimpinan pesantren LBM NU Cianjur diantaranya Abah Habib, Bah Uus, Kiai Deden Utsman, Ajengan Uus, Ajengan Hamdun, Mama Awie, Mama Opik, Mama Gerhana, Kiai Ipin, Kiai Yunus, Ajengan Dadan, Ajengan Deden Sulaeman, Ajengan Ridwan, Ajengan Muhammad Fauzi, Ajengan Aby Sahla serta perwakilan lembaga-banom NU

Sejak pagi hingga siang secara antusias mengikuti ngaji kitab Fathul Muin tentang bolehnya mengalihkan hutang (hiwalah) dan kitab Jamul Jawamie membahas tentang ilmu Allah dan ilmu makhluk.

“Artinya ngopi saat bathsul masail itu sangat nikmat dan begitu penting, bagi orang yang terbiasa ngopi,” pungkas Kiai Ahmad Baehaki diiringi tawa peserta.***

Kontributor: Wandi Ruswannur

Editor: Ahmad Fahir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *