Sunan Giri, Sosok Penting di Balik Lahirnya Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa

Sejarah Singkat Wali Songo Penyebar Islam di Pulau Jawa, Bagian ke-7 dari 9 Tulisan

Wali Songo meletakkan dasar-asar yang sangat kuat dalam pengembangan Islam di Nusantara. Pencapaian besar dakwah Islam Nusantara hari ini tidak dapat dilepaskan dari kontribusi besar Wali Songo, sembilan ulama khos yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Salah satunya adalah Sunan Giri, Wali Songo yang melakukan tugas dakwah di daerah Gresik, Jawa Timur.

Nama Sunan Giri dinisbatkan pada nama bukit di mana ia tinggal dan mendirikan pesantren, sebagai basis uatama dalam menyebarkan Islam. Nama aslinya Raden Paku alias Raden Joko Samudro alias Raden Ainul Yakin. Ia lahir di Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada tahun 1442 Masehi.

Sunan Giri merupakan putra pasangan Maulana Ishak – Dewi Sekardadu, putri raja Kerajaan Blambangan, Banyuwangi, Prabu Menak Sembuyu. Maulana Ishaq lama berdakwah di daerah Blambangan hingga mendapatkan isteri seorang putri penguasa setempat.

Namun pernikahan Maulana Ishaq dengan putri Prabu Menak Sembuyu mendapatkan penolakan dari para punggawa kerajaan, dengan dalih akan memperlemah kekuasaan sang raja. Maulana Ishaq terpaksa pergi dari Blambangan, meninggalkan isterinya yang tengah mengandung tujuh bulan. Ia menyampaikan pesan pada sang isteri, bila melahirkan anak laki-laki, agar diberi nama Raden Paku.

Sunan Giri merupakan anggota Dewan Wali Songo yang terlibat secara langsung dalam proses membidani lahirnya Kerajaan Demak di Jawa Tengah, sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Sang sunan dikenal memiliki ilmu kesaktian yang tinggi, mahir dalam mengatur strategi perang dan mengembangkan kekuatan militer kerajaan. Tak ayal bila gagasan-gagasan besarnya selalu menginspirasi perjuangan Wali Songo, bukan hanya saat pendirian Kerajaan Demak, namun hingga terlibat dalam ekspansi penyerangan terhadap Kerajaan Majapahit.

Sunan Giri dikenal sebagai wali yang rajin melakukan kholwat dalam goa. Ia pernah berkholwat selama 40 hari 40 malam di sebuah goa, untuk mencari tempat yang akan digunakannya sebagai menuntut ilmu dan pusat pengembangan Islam. Tempat itu ia beri nama Giri Kedaton. Dalam perkembangannya Giri Kedaton menjadi pesantren sekaligus kerajaan Islam di daerah Kebomas, Gresik, Jawa Timur.

Pesantren Giri Kedaton yang dibangun Sunan Giri berkembang sangat pesat, sehingga dalam tempo singkat menjadi destinasi baru umat Islam saat itu untuk mendalami berbagai disiplin ilmu keagamaan. Santri yang belajar di Giri Kedaton tidak hanya berasal dari daerah Gresik, namun banyak yang datang dari berbagai penjuru Pulau Jawa. Bahkan sebagian santri berasal dari luar Pulau Jawa.

Sunan Giri wafat pada tahun 1506. Ia dimakamkan di Giri Kedaton, Dusun Giri, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Makanya merupakan salah satu destinasi wisata ziarah paling favorit di Jawa Timur, yang selalu ramai didatangi pengunjung dari berbagai daerah. ***

Ahmad Fahir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *