Berkunjung ke Bogor? Yuk, Nikmati Sensasi Lezatnya Laksa Pak Inin
Berkunjung ke Bogor? Yuk, Nikmati Sensasi Lezatnya Laksa Pak Inin
Laksa, salah satu makanan legendaris khas Bogor yang semakin langka. Beberapa titik keberadaannya menjadi sasaran para pemburu kuliner. Terutama mereka yang telah merasakan sensasi lezatnya makanan berkuah kuning ini.
Sejumput oncom merah ditambah bihun, sayur toge dan daun kemangi ditata dalam mangkuk, kemudian dituang kuah kuning nan pekat.
Dibuang kuahnya. Dituang lagi. Dibuang lagi. Begitu hingga sedikitnya tiga kali gerakan serupa dilakukan. Terakhir disajikan dalam piring saji dengan topping tahu dan telur. Jangan lupa sambal merah menggoda. Lebih mantap disantap saat masih panas.
Sayangnya, di tempat langganan penulis, nyaris tak pernah dijumpai anak muda yang membeli laksa. Ada saja alasan yang mereka kemukakan. Wanda misalnya, anak milenial ini beralasan ia tak suka dengan rasa kunyit dari kuah kuningnya. Ada juga yang mengaku tak suka oncom. Alhasil, para penikmat laksa adalah mereka yang sudah berumur. Pun halnya penjualnya.
Di Bogor kota, laksa yang sudah masyhur di bilangan Gang Aut, Jalan Suryakencana. Harga satu porsi laksa di tempat ini kini Rp 15 ribu. Tempatnya yang strategis ditambah mendapat banyak liputan media, baik cetak maupun elektronik, laksa Gang Aut ini menjadi favorit para pecinta makanan khas tanah legenda Prabu Siliwangi ini.
Terus ke selatan, akan dijumpai pula laksa yang fenomenal, yakni laksa Pak Inin di Cihideung. Meski relatif sulit untuk menjangkaunya, karena ada di jalan alternatif, laksa ini selalu ramai pembeli. Bahkan tak jarang menjadi momen yang kerap dishare di media sosial bagi para pecinta kuliner yang berkesempatan makan laksa di sini.
Oya, laksa Pak Inin sudah buka cabang loh di Jalan Cibeureum. Tak jauh dari Perumahan elit BNR. Harganya relatif murah, dengan Rp 12 ribu kita bisa dapatkan satu porsi besar laksa ajib.
Masih ada beberapa titik keberadaan penjual laksa. Seperti di sekitaran Taman Kencana atau di Gunung Batu, Bogor Barat.
Sebelum pandemi covid melanda, laksa di Taman Kencana menjadi salah satu favorit jajanan. Minggu pagi adalah saat yang paling ramai. Para pembeli (lagi-lagi) yang sudah berumur, rela duduk di pinggir trotoar atau rerumputan untuk menikmati laksa Bogor.
“Ternyata sama ya makanan khas Bogor dan Betawi. Laksa juga jadi makanan khas Betawi,” ujar Hj Yetni (54) dari Cakung Jakarta Timur.
Hhhmmm, jika ternyata kedua kota besar ini memiliki makanan daerah yang sama, rasanya tak berlebihan jika pemerintah melalui dinas terkait melestarikan laksa, menjadi kuliner legendaris. Ia bisa saja punah jika satu generasi enggan untuk sekadar mencicipinya.***
Nunung Munawaroh