Situs Cibalay sebagai Warisan Peradaban Megalitikum Tertua di Dunia

Sejarah dan Pesona Geopark Pongkor

Situs Cibalay sebagai Warisan Peradaban Megalitikum Tertua di Dunia1

Oleh Ahmad Fahir*2

Sejak awal 2018 nama Pongkor menjadi perbincangan hangat dunia pariwisata nasional dan dunia. Gunung yang menjadi lokasi utama kegiatan penambangan emas PT Antam Tbk ini oleh banyak pihak dinilai memiliki ciri khas yang unik dan istimewa. Pongkor dipandnag layak dimasukan dalam jajaran geopark berkelas nasional.

Pemerintah Kabupaten Bogor merespons aspirasi publik tersebut dengan mengusulkan Pongkor menjadi geopark nasional. Usulan ini membuahkan hasil positif. Pada akhir 2018 Kementerian Pariwisata menjadikan Pongkor sebagai geopark nasional. Prestasi yang membanggakan warga Kabupaten Bogor menjadi lebih istimewa karena Pongkor juga menjadi lokasi penyerahan sertifikat 7 geopark lainnya, pada Jumat (30/11/2018).

Geopark Nasional Pongkor mencakup 15 kecamatan di Kabupaten Bogor, yaitu Nanggung, Cigudeg, Tenjo, Tenjolaya, Leuwiliang, Leuwisadeng, Ciampea, Jasinga, Pamijahan, Rumpin, Sukajaya, Tamansari,  Cibungbulang, Rancabungur dan Ciseeng.

Setelah setahun Pongkor ditetapkan menjadi geopark nasional Pemkab Bogor kini tengah mengusulkan kawasan ini menjadi UNESCO Global Geopark alias bertarap internasional. Pongkor dinilai memiliki keunggulan sangat luar biasa, karena memiliki ciri khas tersendiri dalam tipe mineralisasi logam mulia emas dan perak. Pongkor memiliki warisan geologis dari tambang emas yang sama sekali berbeda dengan tambang emas lain di dunia dan disajikan dalam bentuk museum pongkor. Geologi Pongkor dinilai berkelas dunia. Pongkor memiliki keunggulan dan kriteria untuk diusulkan geopark dunia.

Pengajuan Geopark Pongkor sebagai UNESCO Global Geopark sangat beralasan. Geopark Pongkor bukan hanya dianugerahi warisan geologis berkelas dunia saja, namun juga memiliki warisan keanekaragaman biologis yang tersebar di 15 kecamatan. Keberadaan sejumlah kampung adat Sunda menambah daftar panjang keunikan yang dimiliki Geopark Pongkor yang menyelaraskan kearifan lokal dan kehidupan masyarakat.

Geopark Pongkor memiliki sejumlah situs megalitikum dan situs cagar budaya berkelas dunia, yang tidak dimiliki geopark lainnya di Indonesia. Di sejumlah kecamatan yang masuk dalam areal Geopark Pongkor terdapat situs-situs kuno peninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran maupun peninggalan kerajaan-kerajaan lainnya yang pernah eksis di Bogor, berusia ribuan tahun yang tersebar di sejumlah kecamatan. Antara lain tersebar di Tenjolaya, Tamansari, Pamijahan, Sukajaya, Leuwiliang, Cibungbulang, dan Ciampea.

Dari banyaknya situs yang tersebar di berbagai kecamatan yang paling memiliki keistimewaan luar biasa dan patut mendapatkan perhatian besar sebagai keunggulan utama  Geopark Pongkor adalah Situs Megalitikum Arca Domas Cibalay, yang terletak di Kampung Cibalay, Desa Tapos I, Kecamatan Tenjolaya. Sejak 2014 penulis banyak melakukan penelusuran lapangan dan penelaahan ilmiah pada situs-situs kuno yang memiliki kandungan sejarah tinggi warisan leluhur Sunda yang tersebar di kawasan Geopark Pongkor. Situs Cibalay memiliki keistimewaan luar biasa yang tidak dimiliki situs lainnya di tatar Sunda, bahkan di Indonesia.

Total area cagar budaya Cibalay mencapai 45 hektare lebih.. Namun, baru sebagian kecil area yang sudah dibuka Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang. Selebihnya masih tertutup oleh vegetasi hutan lindung atau tertimbun tanah. Para petugas dan juru pelihara situs ini mengaku, bila dalam satu hari saja berhasil membuka sebidang tanah semak belukar di sekitar kawasan Cibalay, dipastikan mendapatkan banyak temuan situs baru. Banyak situs yang belum tergali, bahkan diperkirakan hingga puncak Salak.

Kawasan Cibalay patut diduga sebagai awal mula peradaban dunia menilik pada usia situs Arca Domas. Situs Cibalay dilaporkan pertama kali oleh De Wilde (1830), kemudian Junghuhn (1844) lalu Muller (1856) dan yang terakhir oleh N.J. Krom dalam “Rapporten Oudheidkundigde Dienst” tahun 1914. Situs Cibalay diperkirakan telah ada sekitar 3.000 tahun Sebelum Masehi alias berusia 5.000 tahun.

Bentang panjang sejarah yang dimiliki Situs Cibalay berkorelasi dengan sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara, yang cikal bakalnya berasal dari Bogor. Jauh sebelum lahir kerajaan-kerajaan di Indonesia, di Bogor telah eksis Kerajaan Taruma Nagara pada abad ke-4 M. Kerajaan Taruma Negara menjadi cikal bakal dari lahirnya kerajaan-kerajaan lain baik yang ada di Tatar Sunda maupun di belahan lainnya di Pulau Jawa.

Kerajaan Taruma Nagara merupakan kelanjutan dari Kerajaan Salaka Nagara, yang berdiri pada tahun 120 M. Keberadaan situs purbakala yang tersebar di kawasan Geopark Pongkor memperkuat bukti keberadaan kerajaan ini di Bogor. Kasus pencurian “Batu Kuya” dari Cileuksa, Kecamatan Sukajaya pada 2008 yang diselundukan ke Korea merupakan warisan peninggalan Salaka Nagara. Para budayawan Sunda meyakini Kerajaan Salaka Nagara yang didirikan oleh Aki Tirem Luhur Mulia berpusat di lereng Gunung Salak, tepatnya di kawasan Cibalay yang diperkirakan sebagai pusat pemerintahan kala itu.

Bila merujuk pada sejarah Situs Cibalay usia peradaban kawasan manuisa di kawasan Geopark Pongkor jauh lebih tua dari eksistensi Kerajaan Salaka Nagara. Situs Cibalay yang berusia sekiar 5.000 tahun. Artinya 3.000 tahun sebelum keberadaan Kerajaan Salaka Nagara telah ada kerajaan lain yang lebih purba yang menjadi cikal bakalnya. Para sepuh Sunda di kawasan Gunung Salak menyebutnya dengan nama Kerajaan Salak Domas, berpusat di Situs Arca Domas/ Cibalay.

Situs Megalitikum Arca Domas di Cibalay yang telah ada sejak 5.000 tahun silam membuktikan Geopark Pongkor memilki kandungan sejarah dunia yang luar biasa. File penting bagi sejarah perjalanan hidup umat manusia ini harus terus dilestarikan sebagai aset besar bangsa. Dan karenanya, Geopark Pongkor layak dimasukan sebagai UNESCO Global Geopark, untuk melestarikan Situs Cibalay sebagai aset besar warisan alam dan cagar budaya dunia. (*)

1Artikel ii merupakan pe,emamh lomba Karya Tulis Ilmiah Nasinal HUT ke-1 Geopark Nasional Pongkor, Kabupaten Bogor, 2020

2Ketua Bidang Infokom Dewan Adat Sunda Langgeng Wisesa (SLW)